Kamu Tentangku
Aku Aku lebih dulu menemukan sorotmu yang sayu. Tentu lebih awal aku, menangkap potret utuh lekukmu kala berjalan mengitari koridor. Aku tak sengaja menunggu kau lewat di antara barisan yang duduk mengintai bahan obrolan. Semua alami, hingga aku sadar, kamu, memang seseorang yang aku jatuhcintai. Perkenalanku denganmu dimulai secara tidak sengaja. Kala itu hujan turun deras. Lepas. Membuat ranting kering terurai menuju tanah. Rintik itu basah, merayap menyusuri jalanan-jalanan kota. Kau terdiam tak hendak ke mana. Padahal hatimu, aku sangat yakin tengah gelisah. Lantas, merupa ksatria, aku menawarimu ‘jasa antar pulang’.